Minggu, 22 April 2012

Jejak Langkah Menggapai Mimpi

Ciptakan Charger HP Tenaga Surya , Siswa Lamongan Sabet Juara Pertama LKTI Nasional di ITS

Terinspirasi kalkulator yang menggunakan solar cell (tenaga matahari), dua siswa MA Matholi’ul Anwar Simo, Karanggeneng, Lamongan, berhasil menciptakan charger handphone (HP) dengan tenaga surya. Modalnya hanya Rp 40 ribu.
DUA siswi MA Matholi’ul Anwar Simo, Karanggeneng, Lamongan, berhasil menciptakan charger handphone (HP) dengan tenaga surya.
Karya ini mengantarkan mereka meraih juara pertama lomba karya tulis ilmiah (LKTI) tingkat nasional di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, kemarin (8/4).
Kedua siswi itu Nur Lailatun Ni’mah dan Fatichatul Izzah, kelas XII. Karya ilmiah itu diberi judul Handphone Battery Recharge Otomatic With Solar System.
“Dengan temuan ini bisa dilakukan penghematan listrik cukup besar. Hitungan kasarnya, saat ini jutaan orang menggunakan HP sehingga dibutuhkan daya listrik besar untuk me-charge. Kalau bisa menggunakan tenaga surya, tentu ada penghematan listrik sangat besar,” terang Nur Lailatun Ni’mah kemarin.
Menurut dia, penemuan ini terinspirasi kalkulator yang menggunakan solar cell (tenaga matahari).
“Saat itu kami berpikir, tentu bisa diaplikasikan untuk tenaga charger handphone,” ungkapnya.
Nur kemudian melakukan percobaan bersama Fatichatul Izzah. Upaya itu di bawah bimbingan guru pembina Ahmad Ubaidillah dan kepala sekolah, Khotib.
Dia mengaku mengambil komponen tenaga solar cell di kalkulator kemudian mencobanya dengan berbagai rangkaian. Ternyata percobaannya berhasil. “Percobaan itu kami lakukan sekitar Februari lalu dengan biaya sangat murah, sekitar Rp 40.000 saja,” ungkapnya.
Izzah menambahkan, meski sukses menemukan karya ilmiah inovatif, keduanya sempat grogi saat karyanya diikutkan dalam LKTI di ITS dengan tema inovasi teknologi lingkungan.
Sebab, pesertanya 49 tim dan berasal dari berbagai daerah se-Jawa dan Bali. “Rasa grogi kami hilang setelah masuk babak final dengan 10 peserta. Mereka, antara lain, dari Denpasar, Madiun, Malang, Probolinggo, Rembang, dan Lamongan,” ujarnya.
Memasuki babak final, rasa pesimistis dan minder kembali muncul. Sebab, banyak finalis lain yang sudah berpengalaman ikut LKTI, bahkan hingga luar negeri seperti Turki dan Jerman.
Apalagi, pembina tim lain sempat menjatuhkan mentalnya dengan mengatakan bahwa karya ilmiahnya tidak orisinil.
“Tapi, alhamdulillah, ternyata juri justru memilih kami sebagai juara pertama. Menurut juri, karya ilmiah grounded research tidak menjadi syarat mutlak. Kriteria penilaian, selain keilmiahan karya, juga sudut pandang keekonomian, keramahan lingkungan, dan aplikatif,” paparnya.



FEBRIANTO, Lamongan (feb/fiq/jpnn/c2/bh)

 SUMBER:
1. http://news.sysmaya.net/autor/depdiknas.wordpress.com/

2.https://depdiknas.wordpress.com/2012/04/10/ciptakan-charger-hp-tenaga-surya-siswa-lamongan-sabet-juara-pertama-lkti-nasional-di-its/
3.https://depdiknas.wordpress.com/tag/umb/
4.http://newsalloy.com/wordpress/depdiknas.wordpress.com

Students Who Make Outstanding Achievements