MENDIDIK
REMAJA YANG STRATEGIS BUKAN TRAGIS
Oleh
: Nur Lailatun Ni’mah
Akhir-akhir
ini masalah kenakalan remaja merupakan masalah kompleks yang terjadi di
berbagai kota di Indonesia. Di era modern ini
kenakalan remaja meningkat melebihi batas sewajarnya, sejalan dengan arus
globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang. Dunia teknologi yang
canggih, yang semestinya diciptakan untuk menambah wawasan malah berakibat pada
moral yang jelek. Banyak anak di bawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba,
free sex, dan terlibat tindakan criminal lainnya. Menurut Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan bahwa dari 100 remaja yang
diteliti, 51 remaja di antaranya sudah tidak perawan lagi. Selain itu,
berdasarkan data Gerakan Nasional Anti Narkotika menyebutkan bahwa sebanyak
921.695 orang atau sekitar 4,7% dari total remaja atau pelajar di Indonesia merupakan
pengguna narkoba.
Fakta
diatas sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kasus-kasus kenakalan remaja
semakin meningkat seiring berkembangnya arus globalisasi dan teknologi yang
semakin canggih. Inilah nasib tragis yang harus dihadapi oleh seorang remaja.
Jika kita sedikit menilik ke belakang, remaja zaman dulu merupaka remaja yang
strategis, yaitu remaja yang mampu menempatkan diri pada pada posisi sentral
dalam kehidupan, berkarakter, kritis dan cerdas. Remaja atau pemuda zaman dulu
dalam setiap fase sejarah, adalah sebagai motor penggerak perubahan zaman. Akan
tetapi, jika dibandingkan dengan saat ini, kita lihat banyaknya sistem kawula
muda yang mengadopsi gaya
ala barat (westernisasi) dimana etika ketimuran telah pupus. Remaja saat ini
cenderung mengedepankan emosi dan hawa nafsu. Sehingga banyak kita lihat
kasus-kasus tawuran antar remaja. Narkoba bahkan sering kita mendengar kata-kata
MBA (Married by Accident). MBA tampaknya sudah menjadi trend di kalangan remaja
saat ini, dimana melakukan hubungan seks sebelum menikah dianggap tradisi bahkan
ada yang tidak segan-segan untuk merekam kemudian disebarkan dan ditonton di
khalayak ramai.Bukankah ini nasib tragis dan tanda kehancuran bagi remaja? Jawabannya tentu iya.
Lantas
langkah apa yang harus kita lakukan untuk menyelematkan remaja dari kehancuran?
Bagaimana kita bisa mendidik remaja yang strategis dan bukan tragis? Langkah
pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasi akar permasalahan atau
penyebab terjadinya kenakalan remaja. Dalam hal ini, semua bisa terjadi karena
adanya beberapa faktor pemicu di antaranya : Adanya masalah atau konflik yang
dipendam dan krisis identitas. kurangnya pengawasan dan kasih sayang orang tua,
gagalnya proses pendidikan di sekolah.
Masa
remaja adalah masa dimana seseorang mencari jati diri, perasaannya cenderung
labil dan sulit untuk mengatur emosi. Sehingga masa remaja rentan terhadap
konflik-konflik kehidupan. Konflik timbul dari kekesalan-kekesalan kecil yang
dipendam dan suatu saat akan meledak menjadi konflik atau pertentangan hebat.
Seorang remaja yang gagal menyelesaikan konfliknya akan lari pada minum-minuman
keras dan narkoba yang dianggapnya sebagai solusi terbaik untuk mengatasi semua
permasalahan yang dihadapi. Disamping itu, kenakalan remaja dipicu juga karena
adanya krisis identitas. Pada masa remaja inilah sering muncul perilaku
negatif. Berawal dari perasaan tidak mampu dan berharga, mereka
mengkompensasiskannya dengan tindakan lain yang seolah-olah membuat dia lebih
berharga. Misalnya dengan mencari pengakuan dan perhatian dari lingkungan dan
teman-temannya. Dari sinilah muncul penyalahgunaan narkoba atau perkelahian
antar remaja demi mendapatkan pengakuan dari lingkungannya
Kenakalan
remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam, menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya.
Bobroknya moral seorang anak dan remaja bisa diakibatkan salah satu
kesalahan dari orangtuanya seperti dalam hal mendidik anak terlalu keras, keluarga yang sedang bermasalah
(broken home). Di sinilah peran penting orang tua dalam mengontrol dan
mengawasi sang buah hati, banyak orang tua saat ini berfikir bahwa dengan
fasilitas dan materi yang mereka berikan sudah cukup mewakili dalam
menggantikan peran mereka di rumah, padahal. Padahal yang sangat remaja
butuhkan adalah perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtua mereka. Yang
perlu diingat oleh kedua orang tua adalah jika seorang anak atau remaja kurang
mendapatkan perhatian dari orang tua, besar kemungkinan dia akan menjadi seorang anak dan remaja yang temperamental.
Sang anak menjadi bebas dalam melakukan segala hal, baik itu dalam hal
kebaikan maupun keburukan.
Selain
itu juga gagalnya proses pendidikan / pembelajaran dapat memicu terjadinya
kenakalan remaja. Karena pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia khususnya para remaja, karena dengan pendidikan dapat
mengubah sesuatu yang tidak baik menjadi lebih baik. Pendidikanlah yang menjadi
indikator yang pertama dan yang paling
utama. Dimana pendidikan menjadi sebuah
sumber dari segala pengetahuan dan pelbagai
keilmuan yang dibutuhkan oleh manusia dalam membangun suatu bangsa Semakin tinggi
nilai keilmuan, maka semakin maju pula peradaban, yang berarti majunya suatu
bangsa. Akan tetapi pendidikan yang
ada saat ini. Banyak mengalami
pembelokan. Ditinjau dari definisi saja, pendidikan yang semula merupakan bentuk bimbingan untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan dan kapasitas diri kini menjadi suatu bentuk identitas
derajat social. Banyak pribadi yang mengenyam pendidikan agar tidak kalah gengsi, sekedar untuk mendapatkan status pendidikan.
Lembaga-lembaga formal dan non-formal pun
sekedar menjadi tempat singgah dari rumah kembali lagi ke rumah. Dan proses pembelajaran sekedar menjadi pengisi waktu luang.
Pelaksanaan proses pendidikan kini telah menjadi sebuah proses yang tidak mengalami perubahan alias monoton. Guru
datang ke sekolah untuk mengajar. Dan cara pengajaran
yang sama. Begitu pula dengan siswa. Datang ke sekolah, mendengarkan penjelasan lalu pulang ke rumah. Sebuah proses
pembelajaran yang berlangsung tanpa adanya perubahan. Hingga puncaknya kita
lihat akhir-akhir ini media massa
sering memberitakan berbagai tindak kriminal yang terfadi di lembaga pendidikan, terutama lembaga formal.
Seperti perkelahian antar-pelajar, pelecehan seksual, moral guru terhadap
murid, perekaman video porno pelajar, tindak kekerasan antar-pelajar untuk dapat menjadi anggota sebuah
geng. Hal ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan
yang tadinya di harapkan mampu meminimalisir terjadinya kenakalan remaja malah menjadi
wadah atau media sebagai pemicu terjadinya kenekalan-kenakalan remaja lainnya.
Solusi
terbaik untuk mendidik remaja yang strategis yaitu kita harus merubah sistem
pendidikan. Baik pendidikan melalui guru (pendidik di sekolah) maupun orang tua
(pendidik di rumah). Bagi orang tua, mereka harus menyadari bahwa pada intinya
seorang remaja melakukan kenakalan-kenakalan atau tindak criminal itu didasari
karena mereka ingin diperhatikan dan dianggap penting (diakui) oleh lingkungan
di sekitarnya. Dalam hal ini orang tua mengambil peran penting dalam mendidik
anaknya. Karena dengan perhatian dan tindakan kecil yang mereka lakukan akan
berpengaruh pada pesikologis anak. Hal sederhana yang bisa di lakukan orang tua
seperti saat anak pulang sekolah sambutlah dia dengan antusias, tanyakan
bagaimana pelajarannya di sekolah, bagaimana PR-nya, dekati dia ajaklah dia
untuk saling bercerita, jika melihat anak sedang murung, tanyakan dia apa
masalahnya, sehingga orang tua bisa mengetahui bagaimana kondisi sang anak dan memberikan
solusi terbaik untuk mereka. Dengan hal ini dapat membantu mencegah anak-anak
untuk beralih mendekati narkoba / miras untuk mengatasi segala masalahnya.
Hal
terpenting yang harus diingat bagi orang tua yaitu jangan sekali-kali berharap
anaknya menjadi baik jika orang tuanya sendiri belum baik. Kadang-kadang orang
tua sering menuntut banyak hal dari sang anak akan tetapi mereka lupa
memberikan contoh yang baik bagi si anak. Misalnya, orang tua melarang anak
untuk merokok, tapi mereka sendiri merokok. Orang tua melarang anaknya bertengkar,
tapi mereka sendiri bertengkar dan berebut kekayaan (harta gono gini) di depan
anaknya, jika sudah begini, bagaimana anak tumbuh dengan baik? Tanpa disadari
anak atau remaja sering kali belajar melalui contoh yang mereka lihat
sehari-hari. Belajar melalui contoh biasanya lebih besar peranannya daripada
yang kita duga. Jadi jika anda ingin melihat anak dapat tumbuh dengan baik,
maka berilah contoh yang baik pula.
Selain
orang tua, pendidikan juga memegang peranan penting terhadap kehidupan pemuda. Namun, pendidikan macam apa yang sepatutnya dilaksanakan demi memenuhi keperluan tersebut?
pendidikan yang di butuhkan remaja saat ini adalah pendidikan yang baik dan bermutu. Yaitu pendidikan yang mampu menciptakan para siswa
didik yang sehat, dalam artian sehat rohmani dan jasmani, kemudian mandiri, berbudaya, berakhlak muliya,
berpengetahuan luas menguasai teknologi.serta
cinta tanah air, dan yang paling penting dapat beretos kerja atau dapat menciptakan dan membuka lapangan usaha baru. Merubah semua sistem lama, mengakhiri pembelajaran
menggunakan metode ceramah, dimana guru menerangkan panjang lebar dan siswa
hanya mendengarkan. Metode ini sudah tidak efektif lagi, karena mengajar dengan
metode ceramah hanya membuat pelajar bosan, mengantuk atau bahkan absen dari
pelajaran dan pergi ke tempat lain yang bisa menjerumuskannya pada hal-hal
negatif.
Untuk mewujudkan pendidikan yang dinamis, para
pendidik (guru) harus mampu menghidupkan suasana/ situasi yang menarik dalam
setiap pembelajaran. Misalnya mengajak siswa untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran dengan mengajak diskusi dengan membuat slide-slide yang kreatif
dan inovatif. Selain itu bisa mengajak siswa untuk belajar sambil bermain,
dengan memberikan permainan-permainan yang mendidik. Bahkan sekali-kali
mengajak siswanya untuk belajar di luar kelas (study tour) agar siswa tidak
jenuh dengan situasi belajar di kelas. Hal ini efktif karena dapat meminimalisir terjadinya kasus siswa yang
melmun dan tidur di dalam kelas selain itu dapat mendidik siswa menjadi siswa
yang aktif dan kritis.
Semua metode pembelajaran diatas bisa terwujud
jika guru (pendidik) mampu manage dengan baik. Karena bisa dikatakan bahwa
pendidikan yang berkualitas biasanya
ditentukan oleh pendidik (Guru) yang berkualitas pula. Guru yang
sekarang menjadi salah satu harapan dalam menata kembali moralitas bangsa yang
lambat laun mulai tergerus kapitalisme dan budaya-budaya asing yang tidak
sehat. Seorang Guru sebagai pembangun moralitas bangsa hendaknya memeiliki
kompetensi yang benar-benar lengkap. Disamping menguasai suatu bidang keilmuan
tertentu, seorang Guru juga haruslah memegang prinsip-prinsip moral dan agama.
Guru dituntut untuk mampu membentuk karakter siswa yang baik dan berakhlaqul
karimah, sehingga menjadi manusia yang luhur budi pekertinya. Selain itu seorang
Guru juga dituntut untuk bisaemahami tingkat emosi siswa yang terkadang tidak
stabil. Pada saat seorang Guru melihat siswanya tdk focus dan melamun, seorang
Guru yang baik seharusnya tak lantas memarahi dan mengusirnya keluar kelas.
Akan tetapi seorang Guru yang bijak akan menanyakan sebab atau alasan mengapa
mereka tidak focus dan melamun pada saat belajar di kelas.
Tidak dapat dipungkiri terkadang siswa juga
butuh didengarkan keluh kesahnya bahkan ocehannya. Dan ternyata hal ini serasa
perlu mendapatkan perhatian dari para pendidik. Kenyataan sekarang ini banyak
remaja tiba-tiba depresi dan cenderung lari ke arah negatif ketika menghadapi
masalah, meski kadang-kadang hanya masalah sederhana yang sebenarnya bisa
diselesaikan dengan mudah. Sehingga stabilitas psikis siswa menjadi penting
bagi Guru yang mencoba mengarahkan siswa ke sudut pandang yang lebih positif.
Selain
itu, untuk mengatasi semua problema remaja yang ada saat ini, hendaknya kita
kembalikan semua permasalahan ini kepada pendidikan agama sebagai pemecahan
atau solusi terbaik. Pendidikan agama dirasa penting bagi remaja, karena merupakan ajaran yang
murni bersumber dari tuhan yang di dasarkan pada al-quran dan as-sunnah. Dengan
membekali pendidikan agama yang kuat pada remaja, hal ini akan membantu remaja
dalam membentengi diri seorang remaja dari pengaruh buruk perubahan zaman.
Pendidikan agama islam memegang aspek penting dalam kehidupan manusia karena
pendidikan adalah pedoman hidup bagi manusia untuk penyempurna akhlak manusia
sebagaimana tertulis dalam sebuah hadist yang mengatakan bahwa Allah menurunkan
islam di dunia ini adalah sebagai penyempurna akhlaq manusia. Sehingga dengan
demikian bisa di katakana bahwa banyaknya degradasi moral yang terjadi pada kaum
remaja saat ini karena kurangnya pendidikan agama yang mereka terima. Kita
melihat di sekolah-sekolah, pelajaran agama mulai tergeser dengan pelajaran non
agama. Padahal kita tahu bahwa sesungguhnya ilmu tidak akan seimbang tanpa di
landasi dengan pendidikan agama. Untuk itu di butuhkan system pendidikan yang
dinamis, yang mampu mengoptimalkan pengajaran agama di sekolah-sekolah sehingga
antara pendidikan non agama dan agama terjadi keseimbangan yang bisa berjalan
bersama dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga kaum remaja tidak
hanya ahli di bidang non agamis tapi
juga kaya akan pengetahuan agama yang mempuni, sehingga bagaimanapun pengaruh
buruknya perubahan zaman tidak akan mempengaruhi kehidupan remaja.
Segala usaha harus kita kerahkan demi memperbaiki
dan membangun remaja/pemuda yang strategis. Strategis maksudnya bisa
menempatkan diri pada posisi yang baik sebagai penerus bangsa, pengisi
kemerdekaan yang tangguh dan dapat di andalkan. Sebagaimana tertulis dalam
hadist: “ Maju Mundurnya suatu bangsa tergantung pada para pemudahnya ”. Kaum
muda Indonesia memiliki modal sejarah
yang sangat besar bagi kelahiran dan pembangunan bangsa. Dimulai dari kebangkitan nasional (1908), sumpah
pemuda (1928), proklamasi kemerdekaan
(1945), penumpasan pemberontakan PKI (1948) dan (1965), sampai gerakan reformasi di tahun 1998.Disamping itu sejarah juga
mencatat jika pemuda tidak mendesak Soekarno dan Hatta mendeklarasikan
kemerdekaan Indonesia tahun 1945 mungkin sampai saat ini Indonesia masih
terjajah.
Dan
saat ini tiba masanya kaum muda tidak hanya sebagai operator dalam generasi
yang terbukti gagal. Tapi kita tunjukkan bahwa dengan meminimalisir terjadinya
kenakalan remaja akan memicu bangkitnya pemimpin-pemimpin Indonesia.
Dalam
konteks keindonesiaan saat ini, kita membutuhkan pemimpin yang dapat
menggelorakan semangat rakyat Indonesia
untuk lebih maju. Dalam membawa perubahan demi kemajuan bangsa Indonesia di
era global ini. Bangsa ini merindukan
kebagkitan pemimpin kaum muda dengan
spirit yang berapi-api sebagai simbol perubahan, dan semoga kaum muda memiliki kepercayaan diri untuk tami dan berani menawarkan
solusi bagi bangsa di era modernisasi dengan
merebut kepemimpinan hari ini. Krisis
multidimensi negeri ini dapat diduga akibat banyaknya "orang tua"
dengan "pikiran-pikiran tua" yang masih tetap muncul dalam kekuasaan.
Generasi tua identik sikap konvensional,
berpikiran mundur, dan anti perubahan, sebaliknya generasi muda penuh semangat
dan cenderung membawa perubahan. Revolusi kebudayaan dan cara pandang dalam mengelolah bangsa ini harus dimulai dengan
menciptakan habitus baru dalam berprilaku, khususnya pada generasi muda.
Sehingga dengan demikian, pemuda bisa bangkit menjadi remaja atu pemuda yang
strategis, terdidik dan bukan menjadi remaja yang tragis, yang larut dalam arus
gelapnya era modernisasi yang berdampak negative pada kehidupan remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar