Jumat, 30 Mei 2014

MENDIDIK REMAJA YANG STRATEGIS BUKAN TRAGIS



MENDIDIK REMAJA YANG STRATEGIS BUKAN TRAGIS
Oleh : Nur Lailatun Ni’mah

Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja merupakan masalah kompleks yang terjadi di berbagai kota di Indonesia. Di era modern ini kenakalan remaja meningkat melebihi batas sewajarnya, sejalan dengan arus globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang. Dunia teknologi yang canggih, yang semestinya diciptakan untuk menambah wawasan malah berakibat pada moral yang jelek. Banyak anak di bawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, free sex, dan terlibat tindakan criminal lainnya. Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan bahwa dari 100 remaja yang diteliti, 51 remaja di antaranya sudah tidak perawan lagi. Selain itu, berdasarkan data Gerakan Nasional Anti Narkotika menyebutkan bahwa sebanyak 921.695 orang atau sekitar 4,7% dari total remaja atau pelajar di Indonesia merupakan pengguna narkoba.
Fakta diatas sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kasus-kasus kenakalan remaja semakin meningkat seiring berkembangnya arus globalisasi dan teknologi yang semakin canggih. Inilah nasib tragis yang harus dihadapi oleh seorang remaja. Jika kita sedikit menilik ke belakang, remaja zaman dulu merupaka remaja yang strategis, yaitu remaja yang mampu menempatkan diri pada pada posisi sentral dalam kehidupan, berkarakter, kritis dan cerdas. Remaja atau pemuda zaman dulu dalam setiap fase sejarah, adalah sebagai motor penggerak perubahan zaman. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan saat ini, kita lihat banyaknya sistem kawula muda yang mengadopsi gaya ala barat (westernisasi) dimana etika ketimuran telah pupus. Remaja saat ini cenderung mengedepankan emosi dan hawa nafsu. Sehingga banyak kita lihat kasus-kasus tawuran antar remaja. Narkoba bahkan sering kita mendengar kata-kata MBA (Married by Accident). MBA tampaknya sudah menjadi trend di kalangan remaja saat ini, dimana melakukan hubungan seks sebelum menikah dianggap tradisi bahkan ada yang tidak segan-segan untuk merekam kemudian disebarkan dan ditonton di khalayak ramai.Bukankah ini nasib tragis dan tanda kehancuran  bagi remaja? Jawabannya tentu iya.
Lantas langkah apa yang harus kita lakukan untuk menyelematkan remaja dari kehancuran? Bagaimana kita bisa mendidik remaja yang strategis dan bukan tragis? Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasi akar permasalahan atau penyebab terjadinya kenakalan remaja. Dalam hal ini, semua bisa terjadi karena adanya beberapa faktor pemicu di antaranya : Adanya masalah atau konflik yang dipendam dan krisis identitas. kurangnya pengawasan dan kasih sayang orang tua, gagalnya proses pendidikan di sekolah.
Masa remaja adalah masa dimana seseorang mencari jati diri, perasaannya cenderung labil dan sulit untuk mengatur emosi. Sehingga masa remaja rentan terhadap konflik-konflik kehidupan. Konflik timbul dari kekesalan-kekesalan kecil yang dipendam dan suatu saat akan meledak menjadi konflik atau pertentangan hebat. Seorang remaja yang gagal menyelesaikan konfliknya akan lari pada minum-minuman keras dan narkoba yang dianggapnya sebagai solusi terbaik untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi. Disamping itu, kenakalan remaja dipicu juga karena adanya krisis identitas. Pada masa remaja inilah sering muncul perilaku negatif. Berawal dari perasaan tidak mampu dan berharga, mereka mengkompensasiskannya dengan tindakan lain yang seolah-olah membuat dia lebih berharga. Misalnya dengan mencari pengakuan dan perhatian dari lingkungan dan teman-temannya. Dari sinilah muncul penyalahgunaan narkoba atau perkelahian antar remaja demi mendapatkan pengakuan dari lingkungannya
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam, menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Bobroknya moral seorang anak dan remaja bisa diakibatkan salah satu kesalahan dari orangtuanya seperti dalam hal mendidik anak terlalu keras, keluarga yang sedang bermasalah (broken home). Di sinilah peran penting orang tua dalam mengontrol dan mengawasi sang buah hati, banyak orang tua saat ini berfikir bahwa dengan fasilitas dan materi yang mereka berikan sudah cukup mewakili dalam menggantikan peran mereka di rumah, padahal. Padahal yang sangat remaja butuhkan adalah perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtua mereka. Yang perlu diingat oleh kedua orang tua adalah jika seorang anak atau remaja kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, besar kemungkinan dia akan menjadi seorang anak dan remaja yang temperamental. Sang anak menjadi bebas dalam melakukan segala hal, baik itu dalam hal kebaikan maupun keburukan.
Selain itu juga gagalnya proses pendidikan / pembelajaran dapat memicu terjadinya kenakalan remaja. Karena pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia khususnya para remaja, karena dengan pendidikan dapat mengubah sesuatu yang tidak baik menjadi lebih baik. Pendidikanlah yang menjadi indikator yang pertama dan yang paling utama.  Dimana pendidikan menjadi sebuah sumber dari segala pengetahuan dan pelbagai keilmuan yang dibutuhkan oleh manusia dalam membangun suatu bangsa Semakin tinggi nilai keilmuan, maka semakin maju pula peradaban, yang berarti majunya suatu bangsa. Akan tetapi pendidikan yang ada saat ini. Banyak mengalami pembelokan. Ditinjau dari definisi saja, pendidikan yang semula merupakan bentuk bimbingan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kapasitas diri kini menjadi suatu bentuk identitas derajat social. Banyak pribadi yang mengenyam pendidikan agar tidak kalah gengsi, sekedar untuk mendapatkan status pendidikan.
Lembaga-lembaga formal dan non-formal pun sekedar menjadi tempat singgah dari rumah kembali lagi ke rumah. Dan proses pembelajaran sekedar menjadi pengisi waktu luang. Pelaksanaan proses pendidikan kini telah menjadi sebuah proses yang tidak mengalami perubahan alias monoton. Guru datang ke sekolah untuk mengajar. Dan cara pengajaran yang sama. Begitu pula dengan siswa. Datang ke sekolah, mendengarkan penjelasan lalu pulang ke rumah. Sebuah proses pembelajaran yang berlangsung tanpa adanya perubahan. Hingga puncaknya kita lihat akhir-akhir ini media massa sering memberitakan berbagai tindak kriminal yang terfadi di lembaga pendidikan, terutama lembaga formal. Seperti perkelahian antar-pelajar, pelecehan seksual, moral guru terhadap murid, perekaman video porno pelajar, tindak kekerasan antar-pelajar untuk dapat menjadi anggota sebuah geng. Hal ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan yang tadinya di harapkan mampu meminimalisir terjadinya kenakalan remaja malah menjadi wadah atau media sebagai pemicu terjadinya kenekalan-kenakalan remaja lainnya.
Solusi terbaik untuk mendidik remaja yang strategis yaitu kita harus merubah sistem pendidikan. Baik pendidikan melalui guru (pendidik di sekolah) maupun orang tua (pendidik di rumah). Bagi orang tua, mereka harus menyadari bahwa pada intinya seorang remaja melakukan kenakalan-kenakalan atau tindak criminal itu didasari karena mereka ingin diperhatikan dan dianggap penting (diakui) oleh lingkungan di sekitarnya. Dalam hal ini orang tua mengambil peran penting dalam mendidik anaknya. Karena dengan perhatian dan tindakan kecil yang mereka lakukan akan berpengaruh pada pesikologis anak. Hal sederhana yang bisa di lakukan orang tua seperti saat anak pulang sekolah sambutlah dia dengan antusias, tanyakan bagaimana pelajarannya di sekolah, bagaimana PR-nya, dekati dia ajaklah dia untuk saling bercerita, jika melihat anak sedang murung, tanyakan dia apa masalahnya, sehingga orang tua bisa mengetahui bagaimana kondisi sang anak dan memberikan solusi terbaik untuk mereka. Dengan hal ini dapat membantu mencegah anak-anak untuk beralih mendekati narkoba / miras untuk mengatasi segala masalahnya.
Hal terpenting yang harus diingat bagi orang tua yaitu jangan sekali-kali berharap anaknya menjadi baik jika orang tuanya sendiri belum baik. Kadang-kadang orang tua sering menuntut banyak hal dari sang anak akan tetapi mereka lupa memberikan contoh yang baik bagi si anak. Misalnya, orang tua melarang anak untuk merokok, tapi mereka sendiri merokok. Orang tua melarang anaknya bertengkar, tapi mereka sendiri bertengkar dan berebut kekayaan (harta gono gini) di depan anaknya, jika sudah begini, bagaimana anak tumbuh dengan baik? Tanpa disadari anak atau remaja sering kali belajar melalui contoh yang mereka lihat sehari-hari. Belajar melalui contoh biasanya lebih besar peranannya daripada yang kita duga. Jadi jika anda ingin melihat anak dapat tumbuh dengan baik, maka berilah contoh yang baik pula.
Selain orang tua, pendidikan juga memegang peranan penting terhadap kehidupan pemuda. Namun, pendidikan macam apa yang sepatutnya dilaksanakan demi memenuhi keperluan tersebut? pendidikan yang di butuhkan remaja saat ini adalah pendidikan yang baik dan bermutu. Yaitu  pendidikan yang mampu menciptakan para siswa didik yang sehat, dalam artian sehat rohmani dan jasmani, kemudian mandiri, berbudaya, berakhlak muliya, berpengetahuan luas menguasai teknologi.serta cinta tanah air, dan yang paling penting dapat beretos kerja atau dapat menciptakan dan membuka lapangan usaha baru. Merubah semua sistem lama, mengakhiri pembelajaran menggunakan metode ceramah, dimana guru menerangkan panjang lebar dan siswa hanya mendengarkan. Metode ini sudah tidak efektif lagi, karena mengajar dengan metode ceramah hanya membuat pelajar bosan, mengantuk atau bahkan absen dari pelajaran dan pergi ke tempat lain yang bisa menjerumuskannya pada hal-hal negatif.
Untuk mewujudkan pendidikan yang dinamis, para pendidik (guru) harus mampu menghidupkan suasana/ situasi yang menarik dalam setiap pembelajaran. Misalnya mengajak siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan mengajak diskusi dengan membuat slide-slide yang kreatif dan inovatif. Selain itu bisa mengajak siswa untuk belajar sambil bermain, dengan memberikan permainan-permainan yang mendidik. Bahkan sekali-kali mengajak siswanya untuk belajar di luar kelas (study tour) agar siswa tidak jenuh dengan situasi belajar di kelas. Hal ini efktif karena dapat  meminimalisir terjadinya kasus siswa yang melmun dan tidur di dalam kelas selain itu dapat mendidik siswa menjadi siswa yang aktif dan kritis.
Semua metode pembelajaran diatas bisa terwujud jika guru (pendidik) mampu manage dengan baik. Karena bisa dikatakan bahwa pendidikan yang berkualitas  biasanya ditentukan oleh pendidik (Guru) yang berkualitas pula. Guru yang sekarang menjadi salah satu harapan dalam menata kembali moralitas bangsa yang lambat laun mulai tergerus kapitalisme dan budaya-budaya asing yang tidak sehat. Seorang Guru sebagai pembangun moralitas bangsa hendaknya memeiliki kompetensi yang benar-benar lengkap. Disamping menguasai suatu bidang keilmuan tertentu, seorang Guru juga haruslah memegang prinsip-prinsip moral dan agama. Guru dituntut untuk mampu membentuk karakter siswa yang baik dan berakhlaqul karimah, sehingga menjadi manusia yang luhur budi pekertinya. Selain itu seorang Guru juga dituntut untuk bisaemahami tingkat emosi siswa yang terkadang tidak stabil. Pada saat seorang Guru melihat siswanya tdk focus dan melamun, seorang Guru yang baik seharusnya tak lantas memarahi dan mengusirnya keluar kelas. Akan tetapi seorang Guru yang bijak akan menanyakan sebab atau alasan mengapa mereka tidak focus dan melamun pada saat belajar di kelas.
 Tidak dapat dipungkiri terkadang siswa juga butuh didengarkan keluh kesahnya bahkan ocehannya. Dan ternyata hal ini serasa perlu mendapatkan perhatian dari para pendidik. Kenyataan sekarang ini banyak remaja tiba-tiba depresi dan cenderung lari ke arah negatif ketika menghadapi masalah, meski kadang-kadang hanya masalah sederhana yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan mudah. Sehingga stabilitas psikis siswa menjadi penting bagi Guru yang mencoba mengarahkan siswa ke sudut pandang yang lebih positif.
Selain itu, untuk mengatasi semua problema remaja yang ada saat ini, hendaknya kita kembalikan semua permasalahan ini kepada pendidikan agama sebagai pemecahan atau solusi terbaik. Pendidikan agama dirasa penting  bagi remaja, karena merupakan ajaran yang murni bersumber dari tuhan yang di dasarkan pada al-quran dan as-sunnah. Dengan membekali pendidikan agama yang kuat pada remaja, hal ini akan membantu remaja dalam membentengi diri seorang remaja dari pengaruh buruk perubahan zaman. Pendidikan agama islam memegang aspek penting dalam kehidupan manusia karena pendidikan adalah pedoman hidup bagi manusia untuk penyempurna akhlak manusia sebagaimana tertulis dalam sebuah hadist yang mengatakan bahwa Allah menurunkan islam di dunia ini adalah sebagai penyempurna akhlaq manusia. Sehingga dengan demikian bisa di katakana bahwa banyaknya degradasi moral yang terjadi pada kaum remaja saat ini karena kurangnya pendidikan agama yang mereka terima. Kita melihat di sekolah-sekolah, pelajaran agama mulai tergeser dengan pelajaran non agama. Padahal kita tahu bahwa sesungguhnya ilmu tidak akan seimbang tanpa di landasi dengan pendidikan agama. Untuk itu di butuhkan system pendidikan yang dinamis, yang mampu mengoptimalkan pengajaran agama di sekolah-sekolah sehingga antara pendidikan non agama dan agama terjadi keseimbangan yang bisa berjalan bersama dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga kaum remaja tidak hanya  ahli di bidang non agamis tapi juga kaya akan pengetahuan agama yang mempuni, sehingga bagaimanapun pengaruh buruknya perubahan zaman tidak akan mempengaruhi kehidupan remaja.
Segala usaha harus kita kerahkan demi memperbaiki dan membangun remaja/pemuda yang strategis. Strategis maksudnya bisa menempatkan diri pada posisi yang baik sebagai penerus bangsa, pengisi kemerdekaan yang tangguh dan dapat di andalkan. Sebagaimana tertulis dalam hadist: “ Maju Mundurnya suatu bangsa tergantung pada para pemudahnya ”. Kaum muda  Indonesia memiliki modal sejarah yang sangat besar bagi kelahiran dan pembangunan bangsa. Dimulai dari kebangkitan nasional (1908), sumpah pemuda (1928), proklamasi kemerdekaan (1945), penumpasan pemberontakan PKI (1948) dan (1965), sampai gerakan reformasi di tahun 1998.Disamping itu sejarah juga mencatat jika pemuda tidak mendesak Soekarno dan Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia tahun 1945 mungkin sampai saat ini Indonesia masih terjajah.
 Dan saat ini tiba masanya kaum muda tidak hanya sebagai operator dalam generasi yang terbukti gagal. Tapi kita tunjukkan bahwa dengan meminimalisir terjadinya kenakalan remaja akan memicu bangkitnya pemimpin-pemimpin Indonesia.
Dalam konteks keindonesiaan saat ini, kita membutuhkan pemimpin yang dapat menggelorakan semangat rakyat Indonesia untuk lebih maju. Dalam membawa perubahan demi kemajuan bangsa Indonesia di era global ini. Bangsa ini merindukan kebagkitan pemimpin kaum muda dengan spirit yang berapi-api sebagai simbol perubahan, dan semoga kaum muda memiliki kepercayaan diri untuk tami dan berani menawarkan solusi bagi bangsa di era modernisasi dengan merebut kepemimpinan hari ini. Krisis multidimensi negeri ini dapat diduga akibat banyaknya "orang tua" dengan "pikiran-pikiran tua" yang masih tetap muncul dalam kekuasaan. Generasi tua identik sikap konvensional, berpikiran mundur, dan anti perubahan, sebaliknya generasi muda penuh semangat dan cenderung membawa perubahan. Revolusi kebudayaan dan cara pandang dalam mengelolah bangsa ini harus dimulai dengan menciptakan habitus baru dalam berprilaku, khususnya pada generasi muda. Sehingga dengan demikian, pemuda bisa bangkit menjadi remaja atu pemuda yang strategis, terdidik dan bukan menjadi remaja yang tragis, yang larut dalam arus gelapnya era modernisasi yang berdampak negative pada kehidupan remaja.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar