Edisi: 06 januari 2015
Belajar Histologi Belajar Memahami Keagungan
Ciptaan Allah
Hari ini
adalah hari praktikum histologi. Kali ini yang kami praktikumkan adalah tentang
histologi Kelenjar yang membantu dalam proses pencernaan diantaranya yaitu:
1. Kelenjar Parotis
2. Kelenjar
Submandibularis/submaksilaris
3. Kelenjar Sublingualis
4. Pankreas
5. Hati
6. Saluran dan kandung
empedu
KELENJAR LIUR YANG
BERMUARA DI RONGGA MULUT BERDASAR TEMPAT BERMUARANYA:
1. Cavum vestibulum oris :
1. Gdl. Parotis,
2. Gdl. Labialis,
3. Gdl. Buccalis.
2. Dasar cavum oris :
1. Gdl. Submandibularis
2. Gdl. Sublingualis.
3. Lidah :
1. Gdl. Lingualis anterior
2. Gdl. Lingualis posterior
4. Palatina :
1. Gdl. Gloso palatinus.
Berikut ini adalah gambar-gambarnya:
Gambar diatas merupakan gambaran makros letak
penghasil dari kelenjar saliva (air liur). Secara mikroskopis adalah sebagai
berikut:
Sekitar 90% saliva (air liur) dihasilkan oleh
tiga pasang kelenjar air liur diatas. Ketiga kelenjar tersebut ditambah
kelenjar minor lainnya diseluruh mukosa mulut menghasilkan 0,75 hingga 1,5
liter liur perharinya.
Aplikasi medis: penurunan fungsi kelenjar liur
utama karena akibat penyakit ataupun radioterapi dapat menimbulkan karies,
atrofi mukosa mulut dan gangguan wicara.
Dari sini saya ajak teman-teman lebih banyak
bersyukur dan memuji keagungan Allah. Kenapa? Karena Allah telah begitu
sempurna menciptakan makhluknya dengan begitu detail tanpa cacat, bisa dilihat
gambar kelenjar air liur diatas, yang secara fungsinya sama yaitu untuk
menghasilkan air liur, namun kalau di lihat lebih detail pada gambar diatas,
dari ketiga kelenjar air liur tersebut memiliki struktur mikroskopis yang
berbeda beda dengan sifat sekret yang berbeda pula. Subhanallah... Maka Nikmat
Tuhan Kmu yang Manakah yang kamu dustakan?.. (Ar-Rahman : 13)
ORGAN-ORGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN SALURAN CERNA
PANKREAS
1.
Kelenjar eksokrin
Tubuloalveoler kompleks 5-6 sel piramid inti bulat, basal ,lumen
sempit.
sitoplasma basal basofil (mitokondria), apikal asidofil
(granula zimogen)
Sel sentroasinus ; sel sistem saluran dalam kelenjar
Sistem tubuler : sentroasiner, d. interkalatus, d. intralobuler , d.
interlobuler (skuamus—kolumner)
Enzim : tripsin, kemotripsin, karboksipeptidase, amilase.
2. Kelenjar Endokrin (P.
Langerhans)
Bangunan tidak teratur sel pucat, banyak p.darah
sel poligonal tak teratur inti sentral (alfa, beta, delta).
Hormon : sel Beta
(insulin), sel Alfa (glukagon, ACTH), sel Delta (somatostatin)
Aplikasi medis:
·
Pada pankreatitis nekrotikans akut, proenzim menjadi aktif
dan mencerna jaringan pankreas, dan menimbulkan komplikasi yang sangat serius.
Kemungkinan penyebab mencakup infeksi, batu empedu, alkoholisme, obat-obatan
dan trauma.
·
Pada keadaan malnutrisi berat seperti kwasiokhor, sel-sel
asinus pankreas dan sel-sel penghasil protein aktif lain mengalami atrofi dan
kehilangan banyak retikulum endoplasma kasarnya yang mengganggu produksi enzim
pencernaan.
HEPAR (HATI)
• Kelenjar terbesar
dalam ruang abdomen
• Vakularisasi : a hepatika dan v. porta
• Porta Hepatis : keluar/masuk a. hepatka, v. porta, dan
saluran empedu.
• Diliputi selaput j. pengikat fibrous( Glison) membagi
parenkim menjadi lobus dan lobulus hati
• Fungsi : Sintisis protein, skresi empedu, penyimpanan zat
metabolit, detoksifikasi dan fungsi metabolik.
• Stroma : j. pengikat retikuler
• Parenkim : sel-sel hati (heptaosit) tersusun lempeng-lempeng
radier saling berhubungan dengan pusat v. sentralis.
• Sinusoid ; pelebaran p.d. terdapat diantara lempeng hepatosit
• Lobulus Klasik :
Bangunan prisma poligonal/ heksagonal , v sentralis sebagai pusat dan segitiga
portal (kanal portal) sebagai titik-titik sudutnya.
• Lobulus Fungsional
Bangunan prisma segitiga dengan pusat kanal portal dan
vena-vena sentralis sebagai titik-titik sudutnya
Aplikasi
Medis:
·
Pada penyakit hati kronis, sel-sel ito berproliferasi dan
memperoleh ciri miofibroblas, dengan atau tanpa droplet lipid. Pada keadaan
ini, sel-sel tersebut ditemukan dekat dengan hepatosit yang rusak dan berperan
utama pada terjadinya fibrosis, termasuk fibrosis sekunder akibat penyakit hati
imbas-alkohol
·
Salah satu proses utama yang terjadi didalam RE halus
adalah konjugasi bilirubin hidrofob (tak larut air) toksis oleh
glukoronitransferase untuk membentuk suatu glukuronida bilirubin larut air yang
nontoksik. Konjugat ini diekskresi oleh hepatosit
kedalam empedu. Bila bilirubin atau glukoronida bilirubin tidak diekskresikan,
berbagai penyakit yang ditantai dengan ikterus dapat bermunculan. Salah satu
penyebab yang sering menimbulkan ikterus neonatorum adalah kurang berkembangnya
RE halus didalam hepatosit (hiperbilirubinemia neonatus). Pengobatan terkini
untuk keadaan ini adalah dengan pemaparan sinar biru dari tabung fluorosensi
biasa, yang mengubah bilirubin tidak terkonjugasi menjadi suatu fotoisomer
larut air yang dapat diekskresika oleh ginjal.
·
Tumor hati yang paling ganas berasal dari hepatosit atau
kolangiosit duktus hepatik. Patogenesis karsinoma hati berkaitan dengan
berbagai kelainan yang didapat seperti hepatitis viral kronis (B atau C) dan
sirosis. Pada kelenjar eksokrin pankreas, kebanyakan tumor berasal dari sel
epitel duktus; angka mortalitas tumor pankreas cukup tinggi.
·
Bila terjadi kerusakan hepatosit secara berulang atau
kontinue dalam waktu lama, pembelahan sel hati akan diikuti oleh peningkatan
jumlah jaringan ikat. Sebagai ganti jaringan hati yang normal, nodul dengan
berbagai ukuran akan terbentuk yang terdiri atas massa irreguler sentral
hepatosit yang dikelilingi banyak jaringan ikat. Kelainan ini yang disebut
sirosis, adalah suatu proses progresif dan irreversible yang berakibat gagal
hati dan biasanya fatal. Jenis fibrosis tersebut bersifat difus yang mengenai
seluruh hati. Sirosis merupakan akibat cedera berkepanjangan pada hepatosit
yang disebabkan beberapa zat sepeti etanol, obat atau senyawa kimia lain,
hepatitis oleh virus (terutama tipe B,C, atau D), parasit pada peyakit hati
autoimun. Kerusakan hati akibat alkohol adalah penyebab kebanyakan kasus
sirosis karena etanol terutama dimetabolisme dalam hati. Etanol juga mengubah
regenerasi hati melalui mekanisme yang tidak diketahui, yang memudahkan
timbulnya sirosis.
EMPEDU
•
suatu
rongga berakhir buntu.
td: fundus, corpus
& collum.
•
dinding
td: tunika mukosa, tunika muskularis & tunika serosa/ tunika adventitia.
•
fungsi
: sbg tempat penimbunan cairan empedu yg dihasilkan hepar, kmd memekatkannya
dng mereabsorbsi air & garam mineralnya.
TUNIKA MUKOSA
•
bentuk
lipatan-lipatan/ rugae spt sarang tawon.
•
sinus
rokitansky aschoff: kantung/ lekukan sbg perubh patologis pd dinding, mungkin
krn over distention pd dinding yg lemah & lama.
TUNIKA MUSKULARIS
•
lap.
otot polosnya paling tebal. diantaranya terdapat jp. elastis
TUNIKA SEROSA:
•
merupakan
jp. longgar.
Setelah membaca struktur-struktur mikroskopis
organ-organ yang berhubungan dengan saluran cerna diatas, semoga bisa membuat
kita semakin banyak bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah dan
semakin mempertebal rasa keimanan kita kepada Allah..aminn
Sumber:
Mescher, Antony. 2011. Histologi Dasar Junqueira.
Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar